Manusia 4 Quadrants
Apakah Quadrant terbaik yang ada di 4 cashflow quadrant Robert T.Kiyosaki? Apakah benar quadrant sebelah kanan selalu lebih baik dari yang disebelah kiri? Apakah semua orang harus jadi businesman? Namun, Nabi Muhammad SAW pun mengajarkan untuk berdagang atau berbisnis.
Be Yourself-Look for your passion
Jadilah diri sendiri, cari the real passion yang kamu punya dan bekerjalah berdasarkan itu maka semuanya akan terasa lebih mudah dan ringan, semua tampak santai untuk dijalani dengan hasil yang sangat berbeda bila kamu terpaksa melakukannya
Online Business
Semakin maju peradaban ini memuat semua transaksi juga mengalami perubahan drastis, apakah anda akan menjadi konsumen atau ingin terlibat langsung dan mendapatkan rezeki dari bidang baru ini?
Tak Ada Waktu Membaca
Buku adalah jendela ilmu dan dunia, bila anda tak punya waktu untuk membaca buku namun ingin mendapatkan kesempatan menambah ilmu maka baca saja ringkasan atau intisarinya, anda tetap mendapatkan informasinya tanpa harus membuang waktu anda.
Olahraga Yuk's
Belajar untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh dengan melakukan exercise yang benar dan mengkonsumsi makanan yang bergizi tentunya
Diffentiation dari ESIA
Action Ide Bisnis di tempat Padat Persaingan
Untuk akses ke internet mereka menyediakan 4 buah laptop yang terhubung dengan jaringan LAN sepertinya, (maaf saya agak kurang menggali informasi ini, karena lagi terburu-buru hingga melihat suasana dan papan tarif penggunaan internetnya saja!)
Ya, laptop atau note book! Bukan PC seperti yang ada di wartel. Ini pun menjadi nilai lebih dari café ini. Tempat yang strategis di antara tempat keberangkatan luar negri dengan maskapai luar negeri dan Garuda, yang lalu lintas orangnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan terminal.
Seperti kita ketahui tentunya banyak orang asing atau pun penumpang yang sudah melek internet yang ada di terminal 2F ini. Dan tidak semuanya membawa laptop! Aha… tapi pasti mayoritas sudah mempunyai email atau minimal melek dengan internet.
Bila saya perhatikan sekilas, ada 3 unit laptop yang sedang dipakai saat saya disana dan ketiganya sedang akses email, sepertinya menghubungi keluarganya mengabarkan kalo mereka ada di Jakarata… mungkin…
Kenapa ide diatas yang saya pilih karena hampir 5 tahun yang lalu saat saya dan teman-teman kena delay pesawat di tempat yang sama, sudah mempunyai ide ini. Sebenarnya ada 2 ide pada saat itu pertama, pijat refleksi yang kini sudah banyak bahkan di lounge juga ada dan café internet ini!
Namun apa lacur, idiom dream big, start small dan do it now! Terbukti benar! Saya hanya baru sampai di dream big saja tidak ada start yang small apalagi do it now. Saya pun hanya bisa membathin apakah dream big saya yang lainnya juga harus bernasib seperti ini…? Jangan! Teriak hati kecil saya, just do it! (Cengkareng, penghujung hari di bulan Agustus 2007)
Pisang Goreng, Es Krim dan Nuklir
Hemm... Judul yang aneh...
Yap. tapi saya menulis artikel ini karena terkait dengan ke-3 benda itu.
Sore itu, saya baru pulang dari kantor dengan setumpuk tambahan pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah karena belum selesai dikerjakan dari kemarin walaupun sudah lembur teru selama 2 hari ini. Motor vespa tua menemani perjalanan sore itu yang sudah mendung sejak keluar dari halaman kantor.
Tidak sampai 30 menit hujan deras turun dan saya bersama si vespa berteduh di bawah jembatan laying UKI bersama pengendara motor lain yang senasib. Sambil menghilangkan suntuk saya memesan bajigur dan pisang goreng.
Bajigur hangat dan pisang goreng terbungkus Koran saya terima. Hebat juga nich, tukang gorengan bungkusnya pake Koran kompas lhooo ?
Iseng sambil menikmati pisang goreng saya baca sobekan Koran itu, sebuah judul menarik perhatian saya: “Sarjana Nuklir Berjualan Es Krim” judul untuk memperingati hari buruh sepertinya.
Diceritakan pada artikel tersebut ada seorang Sarjana Teknik Nuklir yang kebetulan salah satu pegawai PT DI Bandung yang terkena PHK th 2003, kini berjualan es krim dan membuka warung kelontong yang marginnya “hanya” Rp 10.000~15.000 per hari.
Pendapatan ini tentunya sangat jauh dari yang dulu ia terima saat menjadi pegawai PT DI dan untuk menutup kekurangannya ia pun bekerja serabutan menerima proyek2 lain.
Sementara salah satu rekannya yang lain berjualan nasi goreng sebagai income untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Walaupun ia juga memiliki pendidikan sarjana dan sering dikirim keluar negeri semasa di PT DI untuk training-training.
Kalo dipikir-pikir kenapa mereka bisa sejatuh itu…?
Mereka pintar, cerdas dan terlatih di luar negeri untuk teknologi tinggi tapi tidak bisa belajar terampil di lapangan! OTAK KIRI lebih banyak menguasai pemikiran mereka.
Masih menurut artikel yang saya baca sambil menyeruout bajigur saya soalnya pisang gorengnya sudah habis pindah ke perut buncitku he…he…
Hal ini juga terjadi pada saat krismon dulu saat banyak Bank yang kolaps dan berjatuhan bangkrut. Banyak pegawai yang biasa berpenampilan necis harus jadi pengangguran! Dimana pada saat itu:
- umur mereka sudah cukup tua
- umumnya masih tinggal di rumah kontrakan atau minimal masih mencicil KPR
- tidak ada jaminan pekerjaan dan pendapatan bagi mereka
sementara untuk mencari kerja di tempat lain mereka harus bersaing dengan sarjana-sarjana muda yang baru lulus, belum ada tanggungan dan bersedia di bayar jauh dibawah yang mereka yang terkena PHK inginkan.
Pada akhirnya mereka bersedia untuk downgrade menerima pekerjaan yang dibawah kemampuan mereka dengan bayaran yang juga dibawah pendapatan yang mereka terima dahulunya.
Wuih… saya berpikir seraya memandang tumpukan kertas di atas vespa saya… bagaimana kalo kejadian itu menimpa saya? Apa yang akan saya lakukan dengan tanggungan 1 istri dan 2 balita di rumah? Mau makan apa mereka?
Pengalaman kerja yang lama dan loyal sebagai pegawai yang disiplin ternyata tidak cukup menjamin kita akan bisa selamanya bekerja dan mendapatkan income dari sana! NO GUARANTEE!!!
Rasanya lebih mantab berjualan pisang goreng & bajigur seperti gerobak emang sebelah, tapi jumlahnya bisa mencapai 40 gerai, apa ndak jadi passive income tuch.
TAgihan si emang bajigur membuyarkan lamunan saya. Ternyata hujan telah berhenti. Saya pun beriap untuk pulang dan kembali ke rutinitas awal tanpa perubahan. Memang benar kata pa TDW
Take Action MIRACLE Happened, No Action NOTHING Happened.
Pasar Malam di Pabrik Gula Tjukir
- Calon customer memegang uang cash
- Waktu yang sangat pendek hanya 3-4 hari saja
- Tempat yang sangat ramai pengunjungnya (traffic)
- Produk yang dijual kebanyakan adalah kebutuhan rumah tangga, mainan anak-anak dan baju/fashion plus kuliner pada beberapa standnya.
- Pasar yang besar (fyi sekali giling bisa melibatkan ratusan petani)
Niche Market di Stasiun Sidoarjo
- penumpang kereta Mutiara Timur cukup mapan dan kebanyakan naik di kelas Executive;
- kereta ini bukan kereta ekonomi - sehingga kelompok masyarakat menegahlah yang akan naik kereta ini;
- calon penumpang yang menunggu cukup banyak; mungkin mereka sudah meniteni (survey-red) hal ini
- keliatannya probabilitas calon penumpang memberikan uangnya cukup besar dibandingkan dengan calon penumpang kereta yang lain
Menyeberang Jalan dan Membangun Bisnis
Jalan itu sendiri merupakan jalan dengan 4 jalur dan dibatasi oleh marka tembok jalan + 25cm tebalnya. Pagi itu sekitar jam 7.30 pagi, tidak ada jembatan penyeberangan, tidak ada zebra cross maupun "pak Ogah" yang menyetop kendaraan.
Arus kendaraan sangat padat, terutama sekali di arah jalan yang menuju kota Surabaya. Kendaraan yang lalu lalang di dominasi oleh motor & angkot yang berebut penumpang. Sementara mobil-mobil pribadi dengan riuh rendahnya membunyikan klakson mereka, membuat truk-truk besar yang berjalan lambat makin tidak bergerak cepat. Tampak sang supir truk bersungut-sungut memanyunkan bibirnya :)
Sesekali terdengar suara mendecit dari rem kendaraan yang bergerak. Suara mesin motor pun tidak mau kalah meraung-raung, bak ribuan tawon mengejar pengganggu sarang mereka. Hal ini tampak jelas pada saat lampu hijau di persimpangan jalan. Wussh..Nggeng..wuing...din..dinn..teett... begitu bunyinya.
Saya pun membutuhkan waktu hampir 20 menit untuk memberanikan diri menerobos kendaraan yang bergerak tak beraturan pada jalur Sidoarjo-Surabaya, kini sudah ada 3 jalur kendaraan mobil di ruas jalan yang diperuntukkan untuk 2 jalur mobil saja. Ditengah jalan pun saya masih mendapat klakson dari mobil yang merasa terganggu karena saya menyeberang plus makian pengendara motor yang sudah terlambat masuk kantor tampaknya.
Wuih!!! sampai juga saya di atas tembok marka jalan. Sambil menyeka keringat saya pun berjalan santai menyeberangi jalur Surabaya-Sidoarjo. Jalan santai....? ya betul. saya pun baru menyadari saat duduk di kios aki yang saya tuju.
Setelah saya perhatikan, ternyata kepadatan di jalur Surabaya --> Sidoarjo berbanding terbalik 180 derajat dengan jalur Sidoarjo --> Surabaya. Disisi sebelah sini hanya berisi beberapa mobil pribadi dan motor, lebih banyak di dominasi kendaraan umum, angkot dan minibus antar kota (kami biasa menyebutnya Bison - ELP kalo di daerah BOTABEK.red).
- - Ya, hitung-hitung mengurangi kemacetan jalan lahh... kan berkurang 1 mobil he..he..
- - tidak akan stress lagi di klakson mobil dari belakang,
- - tidak marah & maki-maki sendiri karena mobil di serempet motor
- - ndah perlu bangun pagi untuk mengejar absen ceklok di kantor :)
- - bisa menyambut pagi dengan keceriaan tanpa stress di jalanan,
- - bila punya bisnis sendiri mungkin jam segini masih bisa main tenis dulu ya?