Diffentiation dari ESIA

Pagi ini saya melihat iklan esia di TV dengan Ringgo sebagai bintang iklannya. Bukan ringgo, artis yang sedang naik daun yang menarik perhatian saya namun iklan dan tag line yang dimuat dalam iklan itu :

Yang lain masih sibuk perang tarif, esia malah ngasih duit

Begitu kira-kira bunyi tag linenya (mudah-mudahan tidak salah J), menurut saya ini adalah jenis iklan yang cerdik dan pas dengan kondisi yang ada saat ini di pasar pulsa handphone baik GSM maupun CDMA.

Kita bisa melihat iklan pulsa hp baik dimedia cetak, elektronik maupun luar ruangan [outdoor] yang perang harga dan cenderung tidak memaparkan keuntungan yang sebenarnya. Ada yang hanya Rp 45/menit, Rp 1 rupiah hingga Rp 0 rupiah – apakah benar ini GRATIS?

YLKI sudah menyoroti hal ini berulang kali, namun sepertinya para produsen melenggang saja dengan segala macam iklan dan jargonnya.

Esia dengan cerdik keluar dari perang harga, dan mengajak para penggunya menjadi tenaga pemasar produk-produk mereka sendiri, dimana setiap pengguna esia yang merekomendasikan nomor esia akan mendapatan sejumlah talk time sejumlah nilai tertentu; membuat nada tunggu maka akan mendapatkan Rp 3000/download bila ada yang mendownloadnya diberikan dalam bentuk talk time, juga bisa memberikan talk time sejumlah tertentu pada orang-orang terdekat anda.

Sepertinya ini benar-benar differentiation dari esia, terlepas dari fasilitas tehnik jaringan yang mungkin esia masih kalah dengan produk pesaing, namun ini sudah merupakan langkah maju melaepaskan diri dari perang tarif. Kita tentunya akan nyaman bila membeli sesuatu yang direkomendasikan oleh orang-orang yang kita kenal. Ini mirip dengan member get member dari credit card.

Dalam bisnis internet ini dikenal sebagai affiliate program yang kini banyak menjamur di dunia internet. Prinsipnya sama dengan broker perumahan, dimana terjadi win-win solution antara produsen dengan pemasar. Produsen secara tidak langsung mendapatkan tenaga pemasar yang hanya akan dibayar bila ia menghasilkan penjualan, dan dengan hanya menyediakan tools promosi maka penjual sudah bisa melakukan promosi tanpa produsen mengeluarkan dana untuk berpromosi.

Sedangkan untuk penjual, ia mendapatkan produk yang tidak dibuatnya sendiri dan mempunyai seperangkat alat promosi [tools] yang telah disediakan oleh produsen. Tentunya ia akan mendapatkan bayarannya bila berhasil menjualkan produk tersebut ke konsumen akhir, sedangka proses pembayarannya dilakukan langsung antara konsumen I dengan produsennya. Selesai pembayaran maka penjual mendapatkan komisinya.

Menurut saya ini benar-benari suatu cara atau tehnik promosi yang cerdik, differensiasinya benar-benar dilakukan dan prosesnya terlihat win-win bagi produsen maupun tenaga penjualnya [freelance].

0 komentar:

Post a Comment