Action = Keberanian? Uang = Bahagia?

Satu statement yang bisa menggambarkan apa yang terjadi malam ini adalah dari salah satu seminar TDW yang pernah saya hadiri, yaitu:  Take Action Miracle Happened.



Setelah hampir dari 6 tahun saya tidak berjumpa fisik dengan salah kawan ini dan terakhir komunikasi  adalah sekitar 3 tahun lalu, itu pun hanya via telephone saja. Kini DIA sudah berhasil sebagai seorang pengusaha di Jambi. Kawan ini dulunya adalah salah satu bawahan saya yang bekerja di lapangan, dan mengerjakan kerjaan rutin yang berhubungan langsung dengan customer.

Dia sebenarnya bukanlah salah satu yang terbaik bila dirangking dari 16 orang anak buah yang saya punyai saat itu, namun ada yang berbeda pada saat itu. Dia ini termasuk bengal, karena cara saya mendapatkannya pun dengan cara “barter” karena rekan sejawat saya saat itu – bos dia sebelumnya red- sudah tidak tahan melihat kelakuannya.

Inisiatif tinggi, kadang bahkan kurang sejalan dengan apa yang sudah di gariskan oleh atasannya, wakau dia memiliki alasan yang kuat mengapa dia berbuat seperti itu. Hubungan denga n relasi cukup bagus, dan penerimaan konsumen juga bagus karena kawan ini dikenal gampang bergaul dan lebih banyak “TAKE ACTION langsung” tanpa banyak membuat perencanaan yang terlalu detil.

Dulu dia pun sempat meminta ijin saya untuk kuliah lagi, dengan alasan kalo ingin berhasil jadi industri ini dia membutuhkan ijasah untuk bisa merubah nasibnya. Begitu dia bilang, pernah beberapa kali pindah lokasi. dia lakoni dengan santai dan sempat di kirim ke Sulawesi, dimana hampir semua rekannya tidak ada yang BERANI pada saat itu.

Dalam obrolan hari itu, dia datang ke hotel dan terjadilah pembicaraan utara selatan antara kami berdua alias ngalor-ngidul red. Dia cerita dalam waktu 4 tahun semenjak dia memutuskan untuk menjadu pengusaha dengan cara membuka toko pertanian kini dia sudah memiliki asset sekitar 7M!!!. Selain itu dia juga berbisnis jual beli mobil, yang cukup menarik adalah dia pun tanpa teori yang terlalu ‘ngejlimet’ juga ber-investasi di Property, bahkan banyak yang bisa saya pelajari dari dia untuk bidang yang satu ini.

Namun, ada satu hal yang menarik pada saat mengobrol itu. Tanpa ada pertanyaan dari saya dia bilang “enak jadi bapak lah tetap, bisa jalan-jalan, nyantai, banyak waktu buat keluarga dan TENANG karena ndak perlu takut ndak dapat penghasilan karena akhir bulan ada gaji yang dikirim ke rekening”

“Looooh.... bukannya semua itu malah bisa didapat bila kita jadi pengusaha?” ujarku, karena itu yang saya dengar, pelajari dari buku dan seminar, milist dan bayangan saya selama ini.

Jawabannya cukup mengejutkan saya “kalo masalah uang dan asset tentunya apa yang saya dapat sangatlah saya syukuri, aku tahun ini Insya Allah berkangkat ke tanah suci lhoo... pak“
“sudah insyaf kamu he...he...” potong saya . “He...he...he... nganter istri dan ibu saya yang sudah sepuh pak” jawabnya. “Jadi... seperti  saya bilang pak... UANG saya dapat pak. Tapi kalo ditanya BAHAGIA mana dengan jaman saya masih bekerja dulu, saya akan jawab bahagia dulu pak?”

Heemm... menarik pikir saya, “Kenapa rupanya?” tanya saya.
“Saat ini saya bangun harus langsung kerja pak..., ndak ada pikiran lain langsung berpikir gimana caranya menarik piutang yang ada di lapangan dan membayar hutang-hutang saya.” Jawabnya “bahkan waktu saya pun habis untuk kerja dan makin jauh dengan anak saya, walaupun... saat ini saya ngantor d rumah lhoo pak, ke toko sudah agak jarang”
“Dan...” lanjutnya” kesimpulan saya uang itu ndak usah di kejar ngoyo-ngoyo pak, karena itu hanyalah alat saja! Bukan tujuan pak...”
“kenapa?” ini pertanyaan saya yang bodoh bukan ya :(

“lha... wong saya jarang ketemu anak jadinya pak he...he..., trus begitu dapet uang ini banyak lho.. teman-teman dan saudara yang mendekat, padahal dulu aku dicuekin habis pak...” jawabnya  dan dia melanjutkan omongannya “ tapi untuk mendapatkan sesuatu seperti mobil, rumah dan naik haji memang jadi gampang pak :)”

Waahh.... statement  yang bertolak belakang dengan keyakinan saya tentang apa yang didapat oleh seorang pengusaha, diluar pendapatan dan asset yang didapatnya tentu he...he..he...

Rumput tetangga selalu lebih hijau.... sawang sinawang orang lain selalu lebih enak dan bagus dibanding kita... itu mungkin yang istilah yang bisa menggambarkan perasaan saya saat itu, karena berkesempatan bertukar pikiran dengan salah satu pelaku bisnis yang cukup berhasil menurut saya. Hanya dalam 4 tahun mengumpulkan asset 7M lhooo... opo ora huebat rek!

Pagi ini saya coba renungkan apa yang bisa saya dapat dari obrolan berharga malam itu adalah :
  • Tentukan pilihan NASIBmu sendiri, yang paling sesuai dengan diri dan keluargamu. Jangan melihat apa yang dimiliki oleh orang lain. GOALS akhirmu adalah nasibmu.
  • Uang hanyalah alat untuk mencapai BAHAGIA bukan tujuan. Namun, bila kita memiliki uang banyak tentunya kan mempermudah kita mendapatkan kebahagiaan versi kita sendiri.
  • TAKE ACTION adalah pembeda, mengapa hasil akhirnya bisa berbeda. Barangkali keinginannya sama, namun KEBERANIAN untuk take action yang membuatnya berbeda.
  • Semua ada RESIKO-nya. Jadi, kenapa tidak TAKE ACTION.
  • Atau barangkali ada pelajaran lain yang belum ke tulis ya.... :)


Jambi, Mar 8 2010

0 komentar:

Post a Comment