7 pelajaran bagi perusahaan dari kejadian TITANIC


seperti yang saya baca di harian Seputar Indonesia tgl 15 April 2012, menurut Stephen Wunker, kontributor majalah FORBES, menyebutkan setidaknya ada 7 pelajaran penting yang bisa di petik oleh perusahaan yang ingin berkembang cepat dari kejadian yang menimpa kapal Titanic.



1. Jangan terjerumus ke dalam persaingan yang tidak mungkin dimenangkan. Titanic dibangun oleh White Star Line dengan bentuk yang lebih besar dan mewah dengan ruangan-ruangan besar didalamnya. Hal ini dilakukan untuk bersaingan dengan perusahaan Cunard Line yang membangun kapal bernama Lusitania dan memimpin di kelas kapal untuk perjalanan cepat.
Hal yang dilupakan oleh White Star Line adalah kapal yang sebesar Titanic tentu akan memiliki kecepatan yang rendah dibandingkan dengan kapal yang lebih ramping.

2. Uang menciptakan kesalahan terbesar. Titanic merupakan aset terbesar bagi White Star Line, reputasi mereka dipertaruhkan di sini. Pelayaran perdana menjadi sangat penting bagi mereka untuk menentukan kesuksesan perusahaan ini. Mereka hanya berkonsentrasi di kecepatan dan kemewahan kapal dan melupakan hal yang lainnya.

3. Kapal-kapal yang lebih besar maka menjadi lebih lamban. Hukum fisika ini juga berlaku pada perusahaan: massa dan kecepatan menciptakan kelambanan. Menurut wungker "Jika perusahaan tahu mereka akan bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan pesaing maka mereka bisa melalukan berbagai ekperimen kecil dari pada berasumsi bahwa mereka dapat bergerak cepat.

4. Kesadaran akan pentingnya memiliki sistem peringatan. "bila anda ingin bergerak cepat, pastikan memiliki cara yang baik untuk mengetahui resiko2 sejak awal. Sistem Titanic untuk menghindari gunung es adalah melalui bunyi saat terjadi tabrakan" katanya.

5. Ketahui kompetensi anda.designer Titanic adalah membangun kapal yang aman, sedangkan perusahaan berfokus pada pengalaman penumpang.Pada kasus ini para insinyur berkompromi dengan keinginan pemilik. "Mengapa memliki perahu penyelamat jika mereka "mengacaukan" geladak kapal?"

6. Miliki pembuat keputusa nyang jelas pada saat kritis. Menurut Wunker, pemberian otoritas kepada kelompok kecil diperlukan untuk aturan berbeda saat masalah besar timbul. Di Titanic, peluang untuk mengurangi risiko krisis diabaikan. Kapal dapat melempar sekoci penyelamat lebih bawal, mengisinya lebih baik dan mengirim sinyal bahaya lebih cepat.

7.Bencana seringkali terlihat sepele pada awalnya. Saat menabrak es para penumpang masih tetap bercanda dengan bongkahan es yang ada di geladak, bahkan para awak kapal membiarkannya saja."Masalah2 besar biasanya muncul dari kondisi yang tidak terkira dan memerlukan waktu yang lama untuk menyadari kondisi berbahaya.
Contoh lain:
  • Kodak lebih mengkhawatirkan perkembangan FUJI daripada perkembangan teknologi digital
  • Dell lebih berfokus terhadap HP daripada perkembangan NETBOOK
  • My space mengabaikan orang-orang yang drop-out dari Harvard.
  • Suatu kelompok akan lebih berbahaya saat tidak memahami resiko yang akan dihadapi.

0 komentar:

Post a Comment