NOSTALGIA PLEMBANG

ndak terasa dah hampir 6 tahun kami sekeluarga meninggalkan kota plembang, hari ini aku berkesempatan datang berkunjung ke kota ini lagi. tepat sebulan setelah sea games XXVI selesai. Dikota inilah anak pertamaku lahir dan menjadi wong 'plembang' kito galo :) Jadi, serasa kota kedua dan banyak tau tempat2 kuliner yang rasanya TOP MARKOTOB MAKNYUS LAH :)

kemaren dan dimulai dengan pindang patin kepala (kata yang jual baungnya ndak katek... hiks... menurutku ikan baung lebih mantab dari pada ikan patin); sore dilanjutkan dengan tekwan & mpek2 - ngiler ngeliat kawan makan model tapi lah penuh perut ku nih; esok paginya mie atet lapangan hatta dech untuk sarapan...  hem... maknyus!

target berikutnya untuk maksi terlalu banyak pilihan untuk waktu kunjungan yang singkat - burung dara tenda biru; sop buntut belakang gubernuran; gado-gado RRI; soto ayam belakang IP mall; soto betawi sayangan atau veteran; pindang musi rawas simpang pakjo or demang lebar...

wah.... banyaknya! sedang sibuk milih sudah masuk SMS tercinta dengan bunyi "jangan lupa! oleh-oleh mpek2 lenjer, telo',adaan, plus kapal selam komplet! krupuk jangn pulo lupo... kemplang goreng en bakar, ikan putak." begitu isi smsnya atau... "Jangan pulang sekalian!" - bah iklan banget ya :)

Ehm, terbayang sudah bakalan berdus2nich bagasi gue balik jakarta

Namun, saat membeli oleh-oleh di toko 301 jl DEMPO aku lihat bapak cina tua  yang 6 tahun lalu kulihat jualan otak-otak dengan 2 keranjang plastiknya masih saya tetap berjualan otak2 yang sama. Semuanya masih sama sesuai dengan ingatan dalam memoryku, hanya wajahnya saja yang semakin tua kini.

apa yang terjadi pak? waktu berhenti? atau tidak mengikuti jaman?

sementara ku dengar mpek2 langganan keluarga kami sudah punya 5-6 cabang di kota ini, tukang mie makin banyak mejanya, dulu hanya gerobak dan 1 meja saja, tukang nasi padang mangkin banyak pulo cabangnyo...

tapi....

apa aku sudah berubah menjadi maju juga ya? setelah jumpa dengan kawan2 sesama employee dulu bahkan ada mantan anak buah... kini mereka sudah menjadi owner dan dengan bangga menunjukkan toko dan bisnis mereka. "Gue dah jadi direktur sekarang Vie, ndak harus buat laporan dan dikejar sama bos tiap bulan he... he... he..." begitulah ujar mereka.

So, apa aku ndak ada beda sama tukan otak-otak di jalan dempo yang menjajakan dagangannya dengan "mungkin" keranjang yang dipakenya juga sejak 6 tahun yang lalu.

Wallahuallam, but... you still think and making plan? no execution?



0 komentar:

Post a Comment