Marketing Mix on AADC#2

Fenomenal!

itu adalah kata yang paling tepat, melihat perjalanan pemutaran film AADC2 dimana saat pemutaran perdananya harus head to head dengan film Holywood yang tidak kalah kerennya juga - CIVIL WAR dari Marvel series film loh.

Captain America pun harus mengakui kekalahannya di bioskop Indonesia - sampai ada meme yang menarik perhatian saya :) berseliweran di jaringan social media dan internet. Ini benar-benar menunjukkan kekalahan telak yang dihadapi oleh Avengers Team


Bagaimana mereka bisa mengalahkan Avengers Team ya?

bahkan bisa diterima dengan baik juga di negara tetangga yang serumpun seperti Malaysia dan BruneiDarussalam. Banyak ulasan dan review yang saya lihat dan baca baik di media internet, social media maupun cetak - belum lagi beberapa televisi yang memasukkannya dalam acara infotainment. 

Ternyata penampilan perdana AADC ini memang fenomeal di hari pertama (28/4/2016) menembus angka 206.801 penonton dan tembus angka 1 juta penonton setelah 5 hari tayang (2/5/2016) berdasarkan akun twitter remis milik Miles Film.


Menurut tabloidbintang.com sehari setelah penayangan perdana itu - pihak jaringan bioskop menambah layar penayangan AADC#2 sehingga mencapai total 400 layar seluruh indonesia. Hal ini juga menjawab pertanyaan saya saat jalan ke mall tgl 29/4 kemarin dan melihat di Mall Metropolitan Bekasi bioskop XXI memajang 3 poster AADC2 dan hanya 1 layar untuk Civil Wars.

Selamat buat para sineas indonesia dan pelaku industri kreatif Indonesia yang semakin sering menunjukkan kemampuannya untuk bersaing dengan para pesaing globalnya. Generasi Y dan Millenial memang sangat mumpuni dibidang yang satu ini.

Mulai dari ceritanya AADC#1 yang menggantung - dan ini trik yang saya lihat jamak di film2 (terutama seri super heroes yang buatan holywood) selalu ada bagian akhir yang dibuat menggantung - membuat semua penontong penasaran bagaimana akhir perjalan cinta 2 sejoli Rangga & Cinta. Plot ceritanya sendiri, menurut saya sich biasa aja. Namun disajikan dengan luarbiasa oleh semua yang terlibat dalam produksi ini. Mulai dari penulis hingga pemainnya, semua prima. Semenjak AADC#1. 

NAmun, Bagaimana Mira Lesmana berhasil mengumpulkan hampir semua pemain dan kru AADC#1 kedalam film AADC#2 ini; hanya satu pemeran alya yang tidak ada dalam scene AADC#2; karena harus melanjutkan studynya - ini adalah langkah yang luar biasa. Duet maut Mira Lesmana (Produser) dengan Riri Riza (Sutradara) plus Melly&Anto Hoed dibagian Music Ilustrasinya - belum lagi deretan pemerannya ya...

Ada hal yang menarik buat saya sebagai praktisi marketing adalah bagaimana mereka menerapkan teori Marketing Mix dalam pemutaran film ini. Atau ya... minimal saya bisa jadikan contoh bagaimana mereka menerapkan prinsip ini dalam teori marketing tersebut.

PROMOSI - Saya rasa pertama kali saya teringan AADC#2 ini adalah saat melihat promosi di LINE via Tivi dan juga social media yang saya ikuti. Terlebih saat buka YouTube gambar AADC#2 ini berada di ranking atas dalam list page #1 youtube. Rasanya ini sudah terlhat semenjak pertengahan tahun 2015 (ehm, hampir 10 bulan mulai pertama iklan (?) hingga pemutaran perdana di bioskop)

tehnik jitu untuk membangkitkan rasa penasaran para target penonton yang mereka bidik. 14 tahun semenjak pertama tayang adalah "sesuatu" banget loh, terutama untuk membangkitkan memory bagi penonton yang juga masih remaja saat itu (anak SMP/SMA atau Kuliahan) yang sekarang mungkin sudah punya anak seusia yang sama atau para Millenials yang menjadi penonton terbanyak saat ini - mungkin mereka baru mulai masuk SD saat AADC#1 ditayankan (2002)

penggunaan Line untuk menggunakan potongan film pendek berdurasi 10 menit 24 detik dari AADC#1 juga merupakan kerjasama yang tepat, karena sejak Line Indoneisa mengunggahnya ke YouTube 6/11/2014 meraih 6 juta viewer hingga 2/2016 - sejalan dengan fitur terbaru line saat itu "FIND Alumni"

film pendek ini menjadi viral di social media - diforward oleh para pengguna ke dalam jaringan mereka.




ternyata bukan hanya LINE yang melihat peluang ini dan bersedia menjadi sponsor, Hadir sebagai sponsor utama adalah Aqua dan L’Oreal, didukung juga oleh Line, Lenovo, serta partner sponsor lain yakni Magnum, Mitsubishi, Garuda Indonesia, Telkomsel, dan Fuji Film. Ini akan menyemarakkan promosi film ini juga karena hampir bisa dipastikan calon penonton akan banyak "diingatkan" tentang film ini. Sebelum filmnya putar di bioskop tentunya.

salah satu sponsor LENOVO, melihat film ini membidik pangsa pasar yang sama dengan yaitu generasi millenial yang lahir antara tahun 1982-2000; dimana saat ini Lenonvo memiliki produk yang terkait dengan generasi ini - AADC#2 diharapkan memperkuat campaign "Never Stand Still" yang mereka gunakan untuk promosi produk2 mereka.

PRODUCT - secara kesuluruhan ini adalah salah satu film terbaik saat itu terbukti dengan keberhasilannya menyabet piala CITRA Festival Film Indonesia 2004, dan beberapa pemain dan kru-nya juga menerima penghargaaan seperti Pemeran Utama Wanita Terbaik (Dian Sastrowardoyo), Sutradara Terbaik (Rudi Soedjarwo), Skenario (Jujur Prananto, Rako Prijanto, dan Riri Riza), serta Film Pilihan Masyarakat. Dari sisi musik, Melly Goeslaw dan Anto Hoed pun berhasil meraih penghargaan sebagai Tata Musik Terbaik.

Jadi, secara produk memang berkualitas. Jalan ceritanya juga sangat "gue banget" lah saat itu, tentang cewe SMA yang cantik, ceria dan cerdas plus langganan juara puisi yang secara tidak terduga dikalahkan oleh cowo pendatang baru di sekolah yang pendiam, penyendiri dan dingin. Kombinasi pasangan yang sangat membuat penasaran dan berhasil diwujudkan oleh kedua pemainnya (Dian Sastro dan Nicholas Saputra) - saya ingat banyak penonton yang berharap mereka "jadin" di luar film juga loh.

Hampir semua pemain AADC#1 ada di AADC#2 adalah nilai plus lainnya yang menjadi daya tarik para penonton yang penasaran dengan apa yang akan terjadi dalam kisah cinta antara Cinta dan Rangga sebagai tokoh utama film ini.

PLACE - ini adalah hal menarik karena Miles PRoduction sebagai produser berhasil mendapatkan kesempatan untuk tayang perdana film ini di 183 layar bioskop (120 layar di jaringan cinema XXI dan 63 layar di CGV bliyzz dan Cinemaxx.



PRICE - nah kalo komponen lain sudah terpenuhi maka Harga akan CINCAI lahhhh...
"price could be irrasional at this stage" itu saya kutip dari salah satu tokoh marketing dunia yang berkomentar tentang penerapan marketing mix


Jadi menurut saya, PROMOSI adalah kunci sukses film aadc#2 ini. Collaboration promotion adalah salah satu pertimbangan yang dijelaskan dalam beberapa paragraf diatas, dimana menurut saya dari sisi marketing mix, ini adalah komponen terkuat yang saya lihat dari kesuseksan film ini - tanpa mengurangi nilai dari komponen lainnya seperti PRODUCT, PLACE dan PRICE atau bila kita mengulasnya dalam 7P (biasanya diterapkan dalam industri service) bukan 4P - PEOPLE, PROCESS & Physical Environemnt pasti akan menunjukkan hal yang memang "mungkin" sudah dipikirkan oleh team marketing dari Miles PRoduction.

Wahai para SAlES - price is not everything my friend :)

NOw, let's enjoy the movie... Ohhh Cintaa....



2 comments:

  1. Keren ulasannya om...

    Tapi saya lebih tertarik dengan istilah jaman sekarang "gagal move on"...

    Ditengah ketidakpastian (ketidaksesuaian pengharapan?) banyak hal saat ini, membuat generasi 80-90 gagal move on, nulari generasi selanjutnya dan ketika ada " faktor" pemicu, mereka akan berbondong-bondong mengenang nostalgia masa lalu...
    (Ingat viral generasi "happy" 80-90?)

    Jadi bisa dibilang, AADC#2 "kebetulan" jeli melihat ceruk yg ada sehingga bisa mengambil perhatian khalayak, didukung dengan strategi-strategi yg sudah diulas diatas...

    Btw, AADC#2 emang bagus dan layak tonton (terutama untuk generasi kita) :)

    Salam
    MS
    *lagi belajar marketing

    ReplyDelete
    Replies
    1. sentilan yang makjleb kang Son - generasi 80-90 gagal move on; at least aku setuju untuk hal-hal yang bertumbuh di Gen-X ini -inget konser penyanyi dalam dan luar negeri yang tumbuh berkembang bersama Gen-X - mulai dari mas BonJovi sampai Kahitna.

      Kembali ke teori - kelihatannya mereka membidik segment market yang tepat (SEGMENTATION) dan cara menempatkan serta menerapkan strategy promosi yang jitu membuatnya bisa di terima (POSITIONING) di kalangan Gen-X, Y and even Millenial (TARGETTING).

      dah masuk semua dech...

      Delete