Sudah siap kawan?

Kabar kematian selalu membuat orang yang mendengarnya merasakan sesuatu yang bergetar dalam lubuk sanubarinya - gitu ngga?, kebetulan saya mah begitu. Setiap mendengar berita kematian secara tidak sadar saya merasa kecil dan berpikir apa yang sudah saya kumpulkan untuk bekal menuju alam keabadian... - lebay.com

Sore ini saat kembali ke rumah, saya mendapat kabar ada anak tetangga, sekitar kelas 2-3 SMP meninggal karena kanker yang dideritanya. Berita sakitnya anak ini memang sudah saya dengar sebelumnya. Ketabahannya menjalani penyakit ini yang membuat saya kagum, sempat bertemu sendiri dengan bapak si anak yang tampak sangat sedih melihat kondisi anak ini. Demikian juga ibunya menurut istri saya, namun si anak tampak menyadari penyakitnya dan selalu tampak ceria.

Istri saya pernah cerita bahwa saat si anak pulang dari rumah sakit dan memilih untuk tinggal di rumah karena jenis kanker yang dideritanya bersarang di seputaran matanya, dia tidak mau keluar dari kamar untuk menemui ibu-ibu yang menengoknya dengan alasan yang mengharukan - dia selalu melihat ibut2 menangis atau minimal terisak saat melihat kondisinya sehingga hal ini membuatnya menjadi sedih juga.

Sebaliknya bila teman-temannya yang datang dia akan keluar kamar dan bermain bersama dengan mereka untuk melupakan sejenak penyakit yang sedang dideritanya saat itu. Hal ini sebenarnya membuat kedua orang tuanya tampak semakin sedih.

Setelah sekian lama mencoba berbagai jenis pengobatan termasuk alternatif, namun tampaknya belum menghasilkan hal yang membuatnya semakin membaik. Sore ini saya mendengar bahwasanya si anak telah meninggal dunia di semarang dan akan dikebumikan di bekasi di rumah orang tuanya. menurut kabar berita mereka kesana dalam rangka pengobatan juga.

Yang membuat saya takjub dan berdoa semoga khusnul khotimah meninggalnya si anak ini adalah penuhnya mesjid saat mensholatkan jenazanya - karena akan dikuburkan malam itu juga, ba'da isya. Halaman penuh dengan kendaraan pelayat dan orang-orang yang datang sangatlah berjubel, rasanya ratusan orang ada disekitaran mesjid.

Menurut saya ini adalah cara meninggal yang saya inginkan juga, teringat salah satu training yang pernah saya ikuti adalah tulisan apa yang kamu harapkan terjadi pada saat kamu meninggal? apa yang kamu harapkan orang2 katakan di hari kamu dikuburkan?

apakah akan banyak orang yang mengantar jenazah saya ke kuburan? apakah orang2 akan membicarakan kebaikan saya dibandingkan semua kejahatan yang telah saya lakukan di dunia ini? pertanyaan yang mengusik sejak perintah sang trainer kala itu hingga saat saya melihat apa yang terjadi saat anak tetangga saya itu meninggal dunia.

Pertanyaannya sekarang adalah - apa yang telah dilakukan si anak sehingga mendapatkan kehormatan sebegitu besar? lalu apakah kita mampu atau malah mau melakukan apa yang telah dilakukannya dan berharap mendapatkan penghormatan yang sama atau bahkan lebih? bersediakah kita melakukannya? membayar harganya?

YA.... pertanyaan2 itu yang kini bercokol dikepalaku. ada quotes yang bilang yang membedakan antara GOAL dengan DREAM adalah ACTION yang dilakukannya. Nah, what kind of ACTION you going to take?
berikutnya adalah apakah kita akan melakukannya secara konsisten - ISTIQOMAH menjalankan ACTION itu? yang saya yakin tidak akan semudah yang saya bayangkan saat ini. Jalan yang tidak lurus, belum tentu mulus dan pasti sangat banyak godaannya.

Ya Allah berilah hamba kemampuan dan kesabaran menjalani semuanya, agar mulus perjalanan hamba sebelum menghadapmu. BErilah kemudahan untuk mengumpulkan bekal yang benar di dunia ini.

Al fatihan buat si anak....



0 komentar:

Post a Comment