Pagi ini, Rabu 10 Juni 2009 akhirnya jembatan SURAMADU diresmikan penggunaannya. Jembatan yang digagas oleh Presiden Sukarno, dimulai pembahasan & perencanaannya pada jaman Presiden Suharto, Presiden Megawati yang mulai melakukan pembangunannya dan akhirnya diresmikan oleh Presiden SBY ini menghubungkan antara pulau jawa dan madura.
Jembatan ini menjadi yang terpanjang yang ada di Indonesia dan jembatan yang menghubungkan 2 pulau dalam wilayah Indonesia. Banyak komentar dan pendapat yang dilontarkan berkenaan dengan peresmian jembatan ini. Namun, ada satu yang menggelitik saat menonton berita pagi di TV dalam bis. Disana ditayangkan wajah coordinator penyeberangan ferry Surabaya-Madura yang didepan mata akan kehilangan pekerjaannya.
Persaingan memang “kadang” tidak berasal dari competitor yang sejenis dengan usaha kita. Hal ini juga mengingatkan saya pada saat 2 bulan setelah peresmian penggunaan jalan Tol Cipularanga yang menghubungkan Jakarta dan Bandung tanpa waktu jeda, banyak Koran yang meliput tentang bangkrutnya semua bisnis yang berada dijalur tradisional antara Cikampek-Padalarang.
Mulai dari restoran yang kehilangan pelanggannya, hingga penjual makanan kecil dan warung kopi yang banyak di sepanjang jalur tradisional itu. Bahkan para pengrajin keramik di plered banyak yang harus meng’gulung tikar’ kan showroom mereka. Sekali lagi kompetisi terjadi bukan dari usaha sejenis.
Hal ini yang sudah diramalkan oleh pakar marketing Indonesia, Hermawan Kertajaya, kita akan sampai kondisi dimana ilmu marketing tradisional tidak dapat menjelaskannya. Hal ini dia istilahkan dengan Chaos.
Tingkat persaingan akan menyerang dari berbagai arah, yang bahkan tidak berasal dari produk yang sejenis dengan milik kita.
Jadi, waspadalah… apakah anda sudah siap menghadapi competitor yang invisible?
0 komentar:
Post a Comment